Tuesday 8 January 2019

Jadi orang penting

Satu hal yang tentunya berbeda sekali sejak kehadiran mikha adalah, aku jadi IBU. Hahaha, tentu saja yaa.. maksudku, sebagai Ibu menjadikanku menjadi orang yang sangaaattt penting sekali. Mikha kecil sangat tergantung sama aku, butuh aku, dan selalu menginginkan hadirku. Seumur hidup, aku belum pernah merasa sespesial ini. Pas masih bayi oek-oek itu, ketergantungannya karena sumber energi dia utama, aka makanan dia, hanya berasal dari susu ibu. Alhamdulillah sekali, Allah menganugerahi aku dengan susu yang berlimpah. Sampe sempet juga pingin di donorkan ASIP nya, tetapi ga jadi karena satu dan lain hal.

Bapaknya kadang sampe jeles liat kami kompakan terus. Dan nenen, almost become one stop solution for all her cried. Kata Bapaknya, Mikha deket sama aku gara-gara itu. I couldn't say no, but hey, our bonding definitely greater than that. Dia juga sangat membutuhkan dekapan Ibuknya, pelukan-pelukan, candaan-candaan, ketawa-ketawa, ngadu-ngaduan dan lain-lain. Hal itu membuat Mikha selalu mencari hadirku. Jika ada aku, Bapak atau Mbaknya mah lewattt.. :)) Maunya dia nempeeelll mulu sama maknya. Mau pipis bentar, dia teriak-teriak mewek-mewek mau ikut, mau makan juga gitu. Pokoknya, jika mau ngerasa jadi orang super penting, cobalah menjadi Ibu. :D


mikha usia 2 bulanan. 

Bonding antara Mikha dan aku itu, susah untuk dijelaskan. Entahlah jika aku GR. :D Yang jelas, dia kadang rewel kalo aku lagi unwell, dan aku juga ga bisa tidur atau selalu gelisah jika dia lagi kenapa-kenapa. Yaa, something like that. Kedekatan kami sebenarnya juga tidak perlu penjelasan, kami hanya perlu menjalan petualangan kami dengan bahagia. Tentu saja, dengan Bapak sebagai hero kami. Pernah suatu pagi, kami terlelap begitu nyenyak. Tiba-tiba Bapaknya masuk kamar dan tepat menangkap si Mikha yang sedang berguling, dan dalam perjalanan dari pinggir kasur yang empuk ke kerasnya lantai kamar tadi. Allah mengeset timingnya sedemikian tepat, pas Bapaknya masuk, pas Mikha jatuh nyaris DUGGG. Alhamdulillah banget.

Dan  kemudian, Bapaknya mikha tiba-tiba ngerasa jadi orang penting juga. Sebagai penyelamat putrinya.


Friday 4 January 2019

Finally, IBU.

Hari Sabtu, adalah jadwal rutin saya untuk menghadapkan perut kepada Dokter SPOG kepercayaan saya dan Suami. Oh ya, setelah mnecoba beberapa dokter kandungan, saya memutuskan untuk ke dokter Ari Waluyo, di RS Mayapada Jaksel.

Sebelum sama beliau, saya pernah dengan dokter Khairani di KMC. Dokternya baik, ramah, informatif. Tapi kurang cerewet. Hahaha, maksudku, beliau nanya juga, kami mau nanya apa? Cuman, saya ga tau apa yang harus ditanyakan saking nggak tau apa-apanya.. Selain itu, jadwalnya kurang pas dengan jadwal kami.

Pernah juga di YPK, dengan dokter Yusfa Rasjid SPOG yang terkenal seantero forum-forum gosip dan diskusi-diskusian itu. Banyak pasiennya sehingga ngantriii.. Dan, aku tidak relaa kalo ngantri lamaaa, meriksanya cuma 5 menit. LIMA MENIT sodara-sodara. Meski mereka menyebutnya sebagai babyshow untuk melihat USG an baby, tapi saya merasa, saya berhak melihatnya lebih lama dan detail. Beserta mendengar penjelasannya juga... Tau kaan, kalo biaya sekali konsultasi dan lalalalanya itu sekitar 1jutaan.

Trus Dr Ari Waluyo, saya sukanya karena orang nya enak banget. Rame. suka ngebawelin kami. Ngecekin persiapan kami, ngecek baby nya lumayan details dan Ngasih PR macem-macem, some to do lists laah.

Meneruskan cerita, dan di hari Sabtu yang cerah itu, saya kembali ngeliat si baby di layar monitor USG. Dokternya kembali cemberut, seperti minggu sebelumnya. Beliau bilang, air ketuban ku terindikasi pengapuran, dan berat badan baby tidak bertambah significant. Solusinya adalah melahirkan lebih cepat. Tadinya saya mau dikasih obat untuk merangsang kontraksi, terus saya nanya, taunya kontraksi gimana? Saya kan nggak kebayang kontraksi itu seperti apa. "ya kalo sudah mules-mules dengan ritme teratur." Duh, jawabannya tidak memuaskan sayaaa.. Lalu saya bilang "Kenapa tidak disini saja? dikasih obatnya di rumah sakit saja." Belio nanya "Berani?" Saya" Iyaa, kenapa takut?" Dan ternyata saya salah sodara-sodara. Seharusnya saya agak takutan, meski dikitttt. Since, I do really-really have no idea how the feel it. Jadi, rasanya itu seperti mules-mules antara diare yang kebelet mau pup campur sakit kalo terlambat mens, disertai rasa ingin pup yang tinggi, dan tidak boleh mengejan sama-sekali, yang tinggal dikali lipatkan rasanya seperti apa.. Alhamdulillah, sudah mules berjam-jam, nyaris 20an jam, pembukaanku mulai 2 (((((DUA)))). Padahal sudah mules lemes sakit bertubi-tubi. Oh ya, bedanya kontraksi normal dan induksi adalah kalo normal diantara kontraksi itu ga sakit, biasa aja, kalo induksi itu diantara kontraksi yang sakit itu teteep sakeettttt..

Sudah tidak tahan, saya minta di sesar.  Check-check kelengkapan tim dokternya, alhamdulillah bisa semua, dan segera dijadwalkan untuk operasi 2 jam kemudian. Menunggu 2 jam itu rasanya lamaaaaa sekali. Kalo mau langsung saat itu juga sebenarnya bisa, tapi ya mahaalll bangettt. Jadi, gapapalah yaa 2 jam lagi. Saya juga sempet ditanya-tanya juga (sepertinya semacam wawancara wajib untuk operasi ya), apakah ada ketakutan mau operasi? berani ga mau operasi? dll. Saya jawab sambil nahan sakit, "Duh mbaak, saya lho yang minta operasi. saya ga khawatir, yang saya khawatirkan kalo nunggu lama operasinya"  Dia langsung melipir pergi...

Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar..

Mikha usia 24days

Setelah melewati itu semua, saya pada satu kesimpulan penting. Jikalau dokter SPOG nya buibu sekalian menyarankan untuk diinduksi, saya sarankan untuk langsung sesarrr. Iya, Sectio Caesaria. Karena akan mengurangi episode kontraksi-kontraksi yang sakit sekali itu, dan tinggal healing pasca operasi. Konon khabarnya, hanya minoritas dari yang diinduksi yang berhasil. Meski demikian, tergantung kondisinya masing-masing ya buibuu.. Yang patut dilakukan adalah konsultasi lebih lanjut dengan dokternya, bukan asal berani ajaaa. 

Thursday 3 January 2019

Menjadi IBU??!!

Mengawali rangkaian tulisan ini (semoga bisa tetep bisa nulis ya ke depannya), saya mau cerita bagaimana "keibuan" saya dimulai. Diawali dengan surprised hamil yang luar biasa. Yup, setelah menikah 3 tahun, sudah banyak banget mendapat pertanyaan "kapan-kapan" yang bikin risih itu. Para mom pasti udah tau donk gimana rasanya ditanyain yang itu-itu aja, sementara kita clueless banget jawabannya apa. Lama-lama, pertanyaan mereka kujawab "sebenarnya saya juga punya pertanyaan yang sama, kapan ya Allah akan mempercayakan anak kepada kami?!". :D

Dan saya sama suami menjalani kehidupan yang biasa sajaaa.. ala-ala pasangan mudah ibu kotah, week end kami pacaran, nonton. Dia olahraga, saya nyalon. JANGAN!! Jangan bayangin muka saya mulus. Justru saya dulu rajin nyalon agar jerawat-jerawat bisa hengkang dari muka saya, tapi yang terjadi malah merata semuka. Hahaha.. Insya Allah next time, saya cerita soal ini.

Jadi, kebetulan pekerjaan saya kemarin itu, benar-benar menuntut saya untuk banting tulang mikir keras. Terkadang bahkan sering, saya pulang nyaris midnight. krik-krik-krik.. Udah macem cinderella dah. Suami kebetulan juga dieksploitasi pikirannya sama pekerjaan kantor dia. Jadilah, kami harus membentengi diri dengan olahraga dan makanan yang sehat. Selama berbulan-bulan, kami setiap pagi sarapan buah-buahan. Apa saja, terutama jeruk. Bukan jeruk-jerukan yang mahal, tapi apa aja asal jeruk, kadang jeruk medan, kadang jeruk keprok, kadang jeruk nipis hahaha.. yang terakhir buat minuman dink.

Diantara kerja-kerja itu, saya sama suami kebetulan keracunan sama yang namanya travelling. Kami ngumpulin seribu-dua ribu buat jalan-jalaaaan... Setelah umroh, kami berkesempatan untuk pacaran ke Europe. Sepulang dari Paris, saya belum mens-mens. Jelas aku check donk pipisnya, secara stok test pack saya ada sekotak. Banyak banget ya, sampe sekerdus?! Hahaha, biarin. biar gampang check nya, lagian lebih murah beli banyak daripada satuan. Ndilalah kersane ngalah, Alhamdulillah, hasilnya positif. Meski masih sangat samaaarrrr.... Tapi gapapa, aku udah deg-deg an bahagia banget. Nunjukin ke suami, reaksi dia adalah " ..... paling salah hasilnya, itu kan murahan test pack nya..." dengan muka lempeng. WHATTT?? Sebel banget kaaann.

Akhirnya kami periksa ke dokter kandungan, dan alhamdulillah hasilnya sesuai harapan.. Saya hamil. Dan sesudah itu, seluruh perjalanan hidupku berubah. Prioritasku juga berubah. Demikian juga badanku. :D

pas hamil 8 bulan

Nah, buat pasangan-pasangan yang belum mendapatkan keturunan, tidak usah berkecil hati dan terus tetap semangat. Sini saya bagiin list hal-hal yang saya lakukan, yang mungkin diantaranya, dengan perkenan Allah, membuahkan hasil:
  1. Happy. Udah, pokoknya happy aja. Jalani hidup dengan bahagia. Kita yang menjalani, dan kita yang paling tau apa yang terbaik dan bisa kita lakukan. Tidak usah terlalu dipikir suara-suara penonton hidup kitah. :D
  2. Berdoa dengan sungguh-sungguh.. saya selalu yakin, Allah pasti bakal kasih apa yang menurut Allah baik untuk kami, jika belum dikasih, berarti memang belum waktunya. Lalu saya umroh juga. Salah satu doa utama adalah dapat momongan.
  3. Air Zamzam. Kalo ini adalah salah satu hasil analisa saya. hahaha.. Kan, sebelum minum air zamzam ada doanya tuh, salah satunya mohon agar diberi kesembuhan dan keberkahan. Jadi, saya secara rutin minum air zamzam, sejak umroh, terus berdoa, dan selain diminum, saya basuh-basuhkan diperut. Boleh ditiru, tapi sebenarnya ini ga ada rujukannya..
  4. Liburaaaan Hehehe, as u know, I got pregnant right after back from Europe trip.
  5. Makan buah a loooottt.. Buah apa saja, setiap hari setiap pagi. sekali-kali skip juga ga papa, tapi jangan dibiasain. Jeruk kaya akan vitamin C, bikin badan seger, menendang oksidan, dan alhamdulillah menyehatkan. Saya makan buah rutin ini ada sekitar 5-6bulanan sampai dengan hamil..
  6. Usaha donk!! U know what I meant. :)) Inget-inget tanggalnya, jangan berantem atau besar-besarin masalah yang nggak penting biar kehidupan seks bisa bahagia dan normal. Mood istri dan suami penting untuk itu. Jadi harus saling mendukung, menjaga dan menyayangi ya..


Sudah, sepertinya itu saja. Oh iya, kemarin sebenarnya ada seorang temen yang nyaranin untuk minum obat china apaa gitu. Saya sempet kepikiran mau beli, tapi kelupaan mulu. So,belum dicoba yang itu. Good luck yaa...