Friday 4 January 2019

Finally, IBU.

Hari Sabtu, adalah jadwal rutin saya untuk menghadapkan perut kepada Dokter SPOG kepercayaan saya dan Suami. Oh ya, setelah mnecoba beberapa dokter kandungan, saya memutuskan untuk ke dokter Ari Waluyo, di RS Mayapada Jaksel.

Sebelum sama beliau, saya pernah dengan dokter Khairani di KMC. Dokternya baik, ramah, informatif. Tapi kurang cerewet. Hahaha, maksudku, beliau nanya juga, kami mau nanya apa? Cuman, saya ga tau apa yang harus ditanyakan saking nggak tau apa-apanya.. Selain itu, jadwalnya kurang pas dengan jadwal kami.

Pernah juga di YPK, dengan dokter Yusfa Rasjid SPOG yang terkenal seantero forum-forum gosip dan diskusi-diskusian itu. Banyak pasiennya sehingga ngantriii.. Dan, aku tidak relaa kalo ngantri lamaaa, meriksanya cuma 5 menit. LIMA MENIT sodara-sodara. Meski mereka menyebutnya sebagai babyshow untuk melihat USG an baby, tapi saya merasa, saya berhak melihatnya lebih lama dan detail. Beserta mendengar penjelasannya juga... Tau kaan, kalo biaya sekali konsultasi dan lalalalanya itu sekitar 1jutaan.

Trus Dr Ari Waluyo, saya sukanya karena orang nya enak banget. Rame. suka ngebawelin kami. Ngecekin persiapan kami, ngecek baby nya lumayan details dan Ngasih PR macem-macem, some to do lists laah.

Meneruskan cerita, dan di hari Sabtu yang cerah itu, saya kembali ngeliat si baby di layar monitor USG. Dokternya kembali cemberut, seperti minggu sebelumnya. Beliau bilang, air ketuban ku terindikasi pengapuran, dan berat badan baby tidak bertambah significant. Solusinya adalah melahirkan lebih cepat. Tadinya saya mau dikasih obat untuk merangsang kontraksi, terus saya nanya, taunya kontraksi gimana? Saya kan nggak kebayang kontraksi itu seperti apa. "ya kalo sudah mules-mules dengan ritme teratur." Duh, jawabannya tidak memuaskan sayaaa.. Lalu saya bilang "Kenapa tidak disini saja? dikasih obatnya di rumah sakit saja." Belio nanya "Berani?" Saya" Iyaa, kenapa takut?" Dan ternyata saya salah sodara-sodara. Seharusnya saya agak takutan, meski dikitttt. Since, I do really-really have no idea how the feel it. Jadi, rasanya itu seperti mules-mules antara diare yang kebelet mau pup campur sakit kalo terlambat mens, disertai rasa ingin pup yang tinggi, dan tidak boleh mengejan sama-sekali, yang tinggal dikali lipatkan rasanya seperti apa.. Alhamdulillah, sudah mules berjam-jam, nyaris 20an jam, pembukaanku mulai 2 (((((DUA)))). Padahal sudah mules lemes sakit bertubi-tubi. Oh ya, bedanya kontraksi normal dan induksi adalah kalo normal diantara kontraksi itu ga sakit, biasa aja, kalo induksi itu diantara kontraksi yang sakit itu teteep sakeettttt..

Sudah tidak tahan, saya minta di sesar.  Check-check kelengkapan tim dokternya, alhamdulillah bisa semua, dan segera dijadwalkan untuk operasi 2 jam kemudian. Menunggu 2 jam itu rasanya lamaaaaa sekali. Kalo mau langsung saat itu juga sebenarnya bisa, tapi ya mahaalll bangettt. Jadi, gapapalah yaa 2 jam lagi. Saya juga sempet ditanya-tanya juga (sepertinya semacam wawancara wajib untuk operasi ya), apakah ada ketakutan mau operasi? berani ga mau operasi? dll. Saya jawab sambil nahan sakit, "Duh mbaak, saya lho yang minta operasi. saya ga khawatir, yang saya khawatirkan kalo nunggu lama operasinya"  Dia langsung melipir pergi...

Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar..

Mikha usia 24days

Setelah melewati itu semua, saya pada satu kesimpulan penting. Jikalau dokter SPOG nya buibu sekalian menyarankan untuk diinduksi, saya sarankan untuk langsung sesarrr. Iya, Sectio Caesaria. Karena akan mengurangi episode kontraksi-kontraksi yang sakit sekali itu, dan tinggal healing pasca operasi. Konon khabarnya, hanya minoritas dari yang diinduksi yang berhasil. Meski demikian, tergantung kondisinya masing-masing ya buibuu.. Yang patut dilakukan adalah konsultasi lebih lanjut dengan dokternya, bukan asal berani ajaaa. 

No comments:

Post a Comment